BULELENG - Kampanye percepatan penurunan Stunting adalah merupakan program prioritas nasional dan merupakan program utama Presiden, angka Stunting di Indonesia sangat tinggi ini akan sangat berbahaya bagi masa depan bangsa. Anak - anak yang mengalami Stunting pertumbuhannya terhambat, kecerdasasan anak dibawah rata - rata dan anak akan beresiko menderita penyakit diabetes, jelas ini akan mengganggu Stabilitas Negara, membebani negara dan membebani keluarga.
Kampanye Percepatan Penurunan Stunting Tingkat Kabupaten /Kota Provinsi Bali. Kembali diselenggarakan oleh pihak BKKBN Provinsi Bali bersama anggota DPR RI Dapil Bali Ketut Karyasa Adnyana , di Desa Sinabun Kecamatan Sawan Kabupaten Buleleng, Minggu (21/8/2022).
Acara yang dihadiri oleh ratusan masyarakat, kader kader PKK Perangkat desa dan Ibu rumah tangga yang berada di Desa Sinabun Kecamatan Sawan Buleleng.
Dalam sambutannya Kepala Desa Sinabun, Nyoman Sumenada, menyampaikan tentang kondisi masyarakat dan wilayahnya di Desa Sinabun.
" Wilayah kami cukup luas 3, 3 km2 dengan jumlah penduduk yakni 5300 lebih, dengan KK 1800, dengan wilayah yang cukup luas membutuhkan pelayanan maksimal kepada masyarkat karena luasnya wilayah, " tegasnya
Percepatan pengentasan Kasus Stunting Desa Sinabun tetap dilakukan seperti yang ditargetkan pusat maupun provinsi.
Sementara itu Ketua DPRD Buleleng Gede Supriatna SH menyampaikan bahwa menyampaikan atas kehadiran semua pihak yang hadir dalam kampanye stunting di kabupaten Buleleng.
"Hal ini menjadi fokus kita bersama dalam kampanye percepatan penurunan stunting tingkat kabupaten/kota diprovinsi bali yang diinisiasi Anggota DPR RI dan Ketua BKKBN Provinsi Bali, " Ungkap Gede Supriatna.
Wakil Bupati Buleleng, Nyoman Sutjidra. Sp.OG bahwa pihaknya sangat mendukung program Kampanye Percepatan penurunan Stunting yang diinsiasi Mahasiswa KKN UNUD dengan mengundang Anggota Komisi IX DPR RI Ketut Karyasa Adnyana berta pihak BKKBN Provinsi Bali.
Pada kesempatan itu juga Anggota DPR RI Ketut Karyasa Adnyana, menyampaikan bahwa terkait bahwa kegiatan kampanye stunting ini didasarkan pada kerjasama mahasiswa KKN Universitas Udayana (UNUD) di Desa Sinabun.
Ketut Karyasa Adnyana juga mengharapkan agar kedepannya lahir lahir generasi muda Buleleng untuk meyambung estafet kepemimpinan.
Seusai acara Anggota DPRI Ketut Karyasa Adnyana menyampaikan bahwa dalam Kampanye Penurunan Stunting ini karena diketahui bahwa untuk Provinsi Bali Angka Stunting cukup tinggi sehingga dibutuhkan peran semua pihak harus membuat program kegiatan penurunan stunting.
" Angka stunting masuk dalam angka 24%, ini akan membahayakan kondisi masa depan generasi yang akan datang, dan tingginya angka stunting itu akan menggangu stabilitas negara, membebani negara dan membebani keluarga, sehingga terget mencetak genarasi emas 2045 akan tertunda, "
Sehingga presiden juga memerintahkan guna mempercepat program penurunan stunting dengan dikoordinir BKKBN guna menurunkan angka stunting di indonesia.
"Kami dari komisi IX untuk turun ke bali dengan target pada 2024 mendatang angka Stunting turun menjadi 10%, mengingat Bali adalah daerah pariwisata dan faktor kesehatan adalah hal yang penting dan sangat bagus branding praiwisata dimasa mendatang, " tegasnya, seraya menambahkan agar target bali dimasa mendatang bahwa angka stunting dibawah angka 24%.
Sedangkan Kepala BKKBN Provinsi Bali dr. Ni Luh Gede Sukariasih menyampaikan, jadi untuk kemitraan dengan DPR RI dalam rangka percepatan penurunan stunting.
Dipaparkan oleh Kepala BKKBN Provinsi Bali itu bahwa setidaknya saat ini ada 4 (empat) Kabupaten yang memiliki angka Stunting yang tinggi. Sehingga pola penangannya sampai saat dilakukan tidak membedakan bedakan (Penangannan Stunting.red) antara kabupaten yang satu dengan lainnya .
"Semua digarap, semisal di kabupaten Karangasem memang karena faktor sosial ekonomi, sedangkan disini (buleleng.red) tidak ada kasus staunting namun keluarga berisiko stunting ada, tentunya kita cegah sampai menjadi stunting, sehingga salah satu upaya kita adalah bekerjasama dengan komisi IX DPR RI guna percepatan penurunan stunting, " Ujar Kepala BKKBN Provinsi Bali tersebut.
Sedangkan saat ini BKKBN Bali sudah mengampanyekan program percepatan penurunan Stunting dengan Anggota Komisi IX DPR RI Ketut Karyasa yang sudah berjalan 9 (Sembilan titik) dari 19 titik yang direncanakan.
Ditambahkan Luh Gede Sukariasih bahwa oleh sampai saat pola penanganan Kasus stunting dilakukan dengan pola by name by adress, pola identifikasinya melihat dengan satu faktor misalnya sanitasi dalam satu KK bisa menilai apakah dia stunting.
" Contoh lainnya dengan melihat anaknya banyak, dengan jarak yang dekat juga berisiko, hal ini juga harus diwapadai jangan sampai anak yang lahir nantinya berisko stunting, " tegasnya.
Sampai saat ini angka stunting tertinggi di Bali ada dikabupaten karangasem dengan angka prosentase, 21.03% melebihi standard nasional sebab standard WHO sendiri hanya 20%.
Acara dilanjutkan dengan kuis kuis tentang pengetahuan pencegahan standing yang dipandu Anggota DPR RI Ketut Karyasa Adnyana, Wakil Bupati Buleleng Nyoman Sutjidra, Ketua DPRD Buleleng Gede Supriatna, Anggota DPRD Provinsi Bali Kusuma Putra. (Mga)