JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali membuat keputusan strategis di jajaran pemerintahan dengan menunjuk mantan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Danjen Kopassus) Letnan Jenderal TNI (Purn.) Muhammad Herindra sebagai Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), menggantikan Budi Gunawan.
Keputusan ini diumumkan pada awal Oktober 2024 dan disambut dengan berbagai tanggapan dari kalangan militer, politikus, hingga pengamat keamanan nasional.
Penunjukan ini dianggap sebagai bagian dari upaya Jokowi untuk terus memperkuat sektor keamanan dalam negeri, mengingat tantangan keamanan yang semakin kompleks di era globalisasi dan era digital saat ini.
Sebagai salah satu lembaga intelijen utama di Indonesia, BIN memiliki peran sentral dalam menjaga kestabilan negara dari berbagai ancaman, baik dari dalam maupun luar negeri.
Latar Belakang M. Herindra
Letnan Jenderal TNI (Purn.) M. Herindra bukanlah sosok asing di kalangan militer Indonesia. Lahir pada 30 November 1964, Herindra mengawali karier militernya dengan bergabung ke TNI Angkatan Darat. Dalam perjalanan kariernya, ia menunjukkan kapasitas dan integritas tinggi, terutama selama bertugas di Komando Pasukan Khusus (Kopassus).
Selama menjabat sebagai Danjen Kopassus pada tahun 2015, Herindra dikenal sebagai sosok tegas, disiplin, dan memiliki visi yang jelas dalam memimpin salah satu pasukan elit di Indonesia.
Ia juga memiliki pengalaman di berbagai penugasan operasi, baik di dalam negeri maupun luar negeri, yang membuatnya semakin matang dalam memahami tantangan keamanan yang dihadapi oleh Indonesia.
Herindra juga pernah menjabat sebagai Kepala Staf Umum (Kasum) TNI dan Inspektur Jenderal Kementerian Pertahanan, yang menunjukkan betapa luasnya pengalamannya di bidang militer dan pertahanan.
Di mata rekan-rekannya, Herindra dikenal sebagai seorang pemimpin yang memiliki kemampuan strategi yang tajam dan pemahaman mendalam mengenai geopolitik kawasan.
Masa Kepemimpinan Budi Gunawan
Sebelum M. Herindra diangkat sebagai Kepala BIN, posisi ini dipegang oleh Budi Gunawan sejak tahun 2016. Budi Gunawan, yang sebelumnya dikenal sebagai Kepala Lembaga Pendidikan Kepolisian (Lemdikpol) dan Wakil Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Wakapolri), telah memimpin BIN selama hampir delapan tahun.
Di bawah kepemimpinan Budi Gunawan, BIN mengalami sejumlah transformasi signifikan dalam hal peningkatan kapasitas intelijen dan modernisasi teknologi untuk mendukung operasional intelijen di lapangan.
Salah satu pencapaiannya adalah memperkuat jaringan intelijen di daerah perbatasan, yang dinilai menjadi titik kritis bagi keamanan nasional.
Namun, masa jabatan Budi Gunawan juga diwarnai dengan berbagai tantangan. Salah satunya adalah meningkatnya ancaman terorisme, radikalisme, serta perkembangan pesat teknologi yang memicu ancaman siber.
Meski demikian, Budi Gunawan tetap berhasil memimpin BIN dengan stabil dan memastikan lembaga tersebut mampu menghadapi berbagai ancaman strategis yang muncul.
Alasan Penunjukan Herindra
Penunjukan M. Herindra oleh Presiden Jokowi dinilai sebagai langkah yang tepat mengingat pengalaman dan latar belakang militernya yang sangat kuat. Herindra dianggap memiliki keunggulan dalam menghadapi ancaman yang bersifat fisik maupun non-fisik, terutama di tengah meningkatnya tantangan keamanan siber dan ancaman terhadap kedaulatan wilayah Indonesia.
Beberapa pengamat politik menilai bahwa keputusan Jokowi ini tidak lepas dari upaya memperkuat hubungan sipil-militer dalam pemerintahan. Selain itu, dengan pengalaman Herindra di bidang pertahanan dan strategi militer, ia dianggap mampu memberikan perspektif yang berbeda dan lebih tajam dalam mengelola ancaman keamanan, terutama yang berkaitan dengan isu pertahanan negara.
Keputusan ini juga mendapat dukungan dari sejumlah kalangan militer dan politik. Mayor Jenderal TNI (Purn.) Andi Wijaya, salah satu mantan rekan Herindra di Kopassus, menyatakan bahwa Herindra adalah sosok yang tepat untuk memimpin BIN saat ini.
“Beliau memiliki pengalaman di bidang operasi dan strategi, serta pemahaman mendalam tentang tantangan keamanan nasional. Ini adalah pilihan yang sangat baik dari Presiden Jokowi, ” ujarnya.
Sementara itu, di kalangan politikus, penunjukan ini dianggap sebagai bagian dari langkah Jokowi untuk memperkuat sistem keamanan negara di tengah kondisi global yang semakin tidak menentu. Ketua Komisi I DPR RI, Meutya Hafid, menyatakan bahwa pihaknya akan mendukung penuh Herindra dalam menjalankan tugas barunya sebagai Kepala BIN.
"Kami percaya bahwa Herindra akan mampu melanjutkan kinerja yang baik dari Budi Gunawan dan bahkan memperkuat BIN untuk menghadapi tantangan di masa mendatang, " ungkapnya.
Tantangan dan Harapan
Meski memiliki pengalaman militer yang solid, M. Herindra akan menghadapi berbagai tantangan besar dalam menjalankan tugasnya sebagai Kepala BIN. Salah satu tantangan utama adalah ancaman siber yang semakin meningkat.
Dalam beberapa tahun terakhir, serangan siber telah menjadi salah satu ancaman terbesar terhadap keamanan nasional, baik dari aktor negara maupun non-negara.
Selain itu, isu-isu seperti radikalisme dan terorisme juga masih menjadi ancaman serius bagi Indonesia. Meskipun pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk memberantas terorisme, seperti melalui operasi penangkapan dan penguatan deradikalisasi, ancaman ini belum sepenuhnya hilang.
Di bawah kepemimpinan Herindra, BIN diharapkan dapat terus memperkuat strategi dan operasi untuk mengantisipasi serta merespons ancaman ini.
Tantangan lainnya adalah memastikan stabilitas politik dan keamanan di tengah isu-isu domestik, seperti konflik sosial, gerakan separatis, dan potensi konflik horizontal di berbagai daerah. Sebagai Kepala BIN, Herindra diharapkan dapat memainkan peran penting dalam mengidentifikasi dan mencegah potensi konflik ini sebelum berkembang lebih jauh.
Namun, tidak hanya tantangan, penunjukan Herindra juga membawa harapan besar bagi banyak pihak. Salah satunya adalah harapan untuk melihat modernisasi intelijen yang lebih signifikan di era digital.
Dengan perkembangan teknologi yang pesat, BIN perlu melakukan berbagai inovasi dalam memantau dan menganalisis ancaman. Modernisasi teknologi dan peningkatan kualitas sumber daya manusia di BIN akan menjadi kunci keberhasilan dalam menghadapi tantangan keamanan di masa depan.
Dukungan dari Komunitas Militer dan Keamanan
Penunjukan M. Herindra sebagai Kepala BIN juga mendapat apresiasi dari komunitas militer dan keamanan.
Mantan Panglima TNI, Jenderal TNI (Purn.) Gatot Nurmantyo, dalam sebuah wawancara menyatakan bahwa Herindra memiliki kemampuan yang sangat mumpuni untuk memimpin lembaga intelijen negara.
“Herindra adalah salah satu perwira terbaik yang pernah dimiliki TNI. Dia memiliki pemahaman mendalam tentang operasi militer dan intelijen, serta memiliki pengalaman dalam menangani situasi-situasi krisis, ” ujarnya.
Dukungan juga datang dari kalangan akademisi dan pengamat keamanan. Guru besar ilmu politik Universitas Indonesia, Profesor Haryadi, menilai bahwa penunjukan Herindra adalah langkah yang tepat di tengah situasi global yang semakin kompleks.
“Ancaman terhadap keamanan nasional saat ini tidak hanya datang dari kekuatan militer, tetapi juga dari ancaman siber, ekonomi, dan sosial. Pemimpin BIN yang memiliki latar belakang militer dan pemahaman strategis seperti Herindra akan sangat penting dalam menjaga stabilitas negara, ” ungkap Haryadi.
Arah BIN di Masa Depan
Dengan penunjukan Herindra sebagai Kepala BIN, banyak yang bertanya-tanya mengenai arah kebijakan BIN di masa mendatang. Apakah akan ada perubahan signifikan dalam pendekatan intelijen, atau justru akan ada kesinambungan dari era kepemimpinan Budi Gunawan?
Beberapa pengamat memperkirakan bahwa Herindra akan melanjutkan beberapa program penting yang telah dirintis oleh Budi Gunawan, seperti penguatan intelijen di daerah perbatasan dan peningkatan kapasitas siber. Namun, mereka juga yakin bahwa Herindra akan membawa pembaruan dalam hal penguatan intelijen strategis, terutama yang terkait dengan pertahanan negara.
Di tengah dinamika global dan domestik yang terus berubah, peran BIN semakin krusial dalam menjaga kedaulatan dan keamanan negara.
Di bawah kepemimpinan M. Herindra, diharapkan BIN dapat menjadi lembaga yang lebih tangguh, modern, dan siap menghadapi berbagai tantangan di masa depan.
Dengan segala tantangan dan harapan yang ada, perjalanan Herindra sebagai Kepala BIN baru saja dimulai. Kini, masyarakat Indonesia menunggu bagaimana Herindra akan memimpin lembaga intelijen ini dalam menghadapi berbagai ancaman dan menjaga stabilitas nasional. (Ray)